Kamis, 15 Juli 2010

Dongeng Isra mi'raj "Pembicaraan langit dan bumi"

Isra mi'raj adalah perjalananl malam Rasulullah Saw. melalui tangga-tanga naik (ma'raj) dari bumi sampai langit ke 7.

Allah Swt berfirman dalam surat Al-ma'arij ayat 3, yang berbunyi:

(yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik. ( QS.Al-Ma'arij : 3 )


Cerita Isra mi'raj ada 2 versi, versi pertama adalah cerita yang berupa fakta yang terdapat pada Al-qu'an dan Al-hadits. Dan versi yang kedua berupa dongeng. Pada keempatan yang berbahagia ini kami akan menyampaikan dongeng tentang Isra mi'raj.

Namanya juga dongeng bisa masuk akal, juga bisa tidak.


Suatu hari yang cerah pada tahun 620 M Langit dan bumi berbincang-bincang


Langit : "Mi,mi...(memangil Bumi)

Bumi : "Ada apa ngit?"

Saya baru tau, kalau langit dan bumi bisa berbicara, mungkin kita tidak tau. Allah Swt. berfirman :

Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia. (QS.Al-Baqarah : 117)

Langit : "Kamu tau tidak?"

Bumi : "Tau apa?"

Langit : "Kalau kamu dan saya, masih lebih baik saya."

Bumi : "Kok bisa?"

Langit : "Saya kan berbeda dengan kamu, kalau di bumi cuma ada meja, kasur dan benda-benda lainnya. Kasur kalau di balik jadi apa?"

Bumi : "Ya, terbalik tho!"

Langit : "Anda salah..."

Bumi : "Lantas?"

Langit : "Jawabannnya adalah............."RUSAK" lah"

Bumi : "Tidak juga, kalau kasurnya dari busa kan tidak rusak"

Langit : "Kata siapa? coba di eja dari belakang."

Bumi : "Dasar...lantas kenapa kamu bisa lebih baik dari saya?"

Langit : "Saya lebih baik dari kamu karena..."

Bumi : "Jangan pakai lama tho"

Langit : "Ok! Coba pikir benar-benar... di bumi kan ada meja, kasur dan benda lain buatan manusia maupun benda yang akan di buat manusia, lihat lah...di tempat saya ada apa...Di tempat saya ada yang namanya matahari, bulan, bintang, komet, serta benda lain yang menyinari kamu dan makhluk Allah di bumi dan memberikanny penghidupan, tanpa mereka apa manusia serta hewan-hewan dan tumbuhan dapat hidup?"

Bumi : "Iya...ya..." (mengalah)

Langit : "Ya...iya lah..." (sambil tersenyum bangga)


Pembicaraan pun diselesaikan, mereka kembali menyelesaikan pekerjaannya masing-masing. Setelah pembicaraan itu selesai, bumi pun berpikir… Apa ada yang istimewa di bumi? Hm…

Bumi : “Ta..da……akhirnya ketemu juga”

Kira-kira bumi menemukan apa ya?


Bumi : “Ngit, ngit..(memanggil langit)

Langit : “Ada.. apa.. mi………?

Bumi : “Kamu salah ngit!

Langit : “Salah apa?”

Bumi : “Masa tidak sadar sih...”

Langit : “Sadar apa tho?”

Bumi : “Ternyata bumi itu lebih baik dari pada langit”

Langit : “Kok bisa?”

Bumi : “Ya... bisa lah, kamu tidak tau ya?

Langit : “Tau apa, kamu aja tidak ngasih tau!!!”(mulai emosi)

Bumi : “Baiklah, akan saya kasih tau... Di bumi itu ada

Kakbah, semua manusia jika ingin menyembah Allah menghadap Kakbah, Apa manusia jika ingin shalat menghadap matahari?, bulan? atau bintang? Manusia mau shalat ya mengahadap kiblat, kiblat manusia itu ya Kakbah.”

Langit : “Iya... ya... kamu benar deh(sedih)

Bumi : “Betul, betul, betul”(senang sangat)


Kenapa shalat menghadap Ka’bah?

Allah Swt. berfirman yang artinya :


Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit[96], maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.


Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah SAW shalat menghadap ke Baitul Maqdis, dan sering melihat ke langit menunggu perintah Allah (mengharapkan qiblat diarahkan ke Ka'bah atau Masjidil Haram) sehingga turunlah surat Al Baqarah ayat 144 yang menunjukkan qiblat ke Masjidil Haram. Sebagian kaum Muslimin berkata: "Inginlah kami ketahui tentang orang-orang yang telah meninggal sebelum pemindahan qiblat (dari Baitul Maqdis ke Ka'bah), dan bagaimana pula tentang shalat kami sebelum ini, ketika kami menghadap ke Baitul Maqdis?" Maka turunlah ayat yang lainnya (S. 2. 143), yang menegaskan bahwa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan iman mereka yang beribadah menurut ketentuan pada waktu itu. Orang-orang yang berfikiran kerdil di masa itu berkata: "Apapula yang memalingkan mereka (kaum Muslimin) dari Qiblat yang mereka hadapi selama ini (dari Baitul Maqdis ke Ka'bah)?" Maka turunlah ayat yang lainnya lagi (S. 2. 142) sebagai penegasan bahwa Allah-lah yang menetapkan arah qiblat itu.

(Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Ismail bin Abi Khalid, dari Abi Ishaq yang bersumber dari al-Barra. Di samping itu ada sumber lainnya yang serupa dengan riwayat ini.)


Pembicaraan pun kembali selesai, mereka berdua kembali mengerjakan tugasnya kembali. Karena tak mau kalah, Langit pun berpikir,

Langit : “Berpikir... berpikir... berpikir”(mencoba berpikir

layaknya jimmy neutron)

Waktu pun silih berganti, daun-daun yang tadinya hijau, tetap berwarna hijau, tetap berwarna hijau...


Langit : “Hm... di bumi ada Kakbah, kiblat manusia, kalau di

langit ada apa ya?

Di tempat lain...

Bumi : “Wah... tak kusangka, ternyata di langit ada tempat

yang lebih baik dari Ka’bah...gimana ya... mudah-

mudahan langit tidak tau...”

Kembali ke langit.. ciuuu.......

Langit : “Hm... (terdiam sambil tersenyum)

Apakah ada sesuatu yang melintas di kepala langit?

Langit : “Ternyata begitu ya, ternyata sebenarnya saya lebih

baik dari pada bumi. Ok lah kalau begitu


Apa ya, yang diketemukan oleh Langit, Mari mulai kembali pembicaraannya, 3... 2... 1... ACTION!!!


Langit : “Mi,mi...”(memanggil bumi)

Bumi : “I... Itu langit, apa dia sudah tau? Gimana

nih?”(cemas)

Ternayata bumi belum kelihatan juga batang hidungnya...

Langit : “ Bumi kemana ya? hm...(bosan)

Bumi lagi mikir... kira-kira apa ya yang dia pikirkan?

Bumi : “Gimana ya... tapi kalau dipikir-pikir...Aha!”

Sepertinya Bumi menemikan sesuiatu di pikirannya, apa ya?

Bumi : “Maaf ya Ngit, sudah nunggu lama...”

Langit : “Iya deh saya maafin, memang dari mana saja?”

Bumi : “Biasa anak muda”

Langit : “Anak muda... memang usia kita sudah berapa?”

Bumi : “Maaf dech... Cuma bercanda he... he...”

Langit : “Dasar!!! Saya kesini membawa kabar baik lho...”

Bumi : “To the point aja, jangan memperpanjang durasi!”

Langit : “Maaf-maaf”

Bumi : “Ok! Saya maafkan, bawa kabar baik apa?”

Langit : “Sepertinya kamu salah mi.Langit lebih baik dari

Pada bumi”

Bumi : “Terus...?

Langit : “Di langit ada Baitul makmur, Kiblatnya malaikat,

Rasulullah pernah bersabda “Kemudian saya dibawa naik ke Baitul Makmur, di situ terdapat 70.00 malaikat masuk ke dalam setiap hari dan tidak pernah kembali lagi dari situ sehingga sampai kepada yang terakhir.”

Bumi : “Ah... kalau masalah itu saya sudah tau...

Memang kenapa? Tetap saja saya lebih baik”

Langit : “Kok bisa?”

Bumi : “Kamu pikir, jika Allah tidak menciptakan kita,

Ada apa?

Langit : “Entah? Antara ada dan tiada...”

Bumi : “Cuma ada Allah Swt. Dan Nur, kekasih

Allah(Rasulullah)”

Langit : “Apa hubungannya dengan kamu? Apa ada?”

Bumi : “Tentu ada. Nur itu kan Nabi Muhammad Saw.,

Dan Rasulullah tinggal di bumi, bukan di

Langit. Dengan kata lain Allah menitipkan

Nurnya pada saya.”

Langit : “Iya deh, ka,u yang benar”

Bumi : “Betul. Betul, betul”


Setelah pembicaraan itu langit menjadi sedih, kemudian langit meminta Allah untuk menaikkan Rasulullah. Lalu Allah Swt. Rabb Ar-Rahman mengabulkan permintaan langit, lalu terjadilah peristiwa Isra’ mi’raj.


Namanya juga dongeng bisa masuk akal juga bisa tidak, menurut anda apakah ini masuk akal? He... he...


0 komentar:

Posting Komentar

PENCARIAN