Selasa, 08 Mei 2012

AL-QUR’AN BERBICARA TENTANG KARAKTER YAHUDI

Banyak tulisan yang membicarakan tentang Yahudi dan sejarah politik, ekonomi  dan militer mereka. Namun, studi mengenai aspek religius dan analisa kepribadian Yahudi dalam perspektif al-Qur’an dan Sunnah masih belum mencapai kadar signifikan. Mempelajari model, perilaku dan dimensi kejiwaan Yahudi melalui teks-teks al-Qur’an akan menjelaskan kepada kita cacat mental  dan penyakit-penyakit kejiwaan yang diderita Bani Israil, dimana kita dapat menangkap gambaran seutuhnya tentang kepribadian Yahudi. Ditambah lagi dengan Sunnah yang menjelaskan kepada kita persinggungan Rasululloh dengan kejiwaan dan perilaku strategis Yahudi, bagaimana beliau dapat menaklukan mereka secara politik dan psikis di Madinah.

Sejarah memaparkan, Yahudi adalah sekelompok kecil manusia dengan mitos-mitosnya yang meresahkan dunia. Al-Qur’an menggambarkan sebagai berikut, “Dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
[Qs. Al Maidah 64]
                Walau demikian, diantara orang-orang Yahudi ada orang-orang yang dipuji al-Qur’an. Mereka dipandang al-Qur’an sebagai kekasih Alloh lantaran kesalehan, ketakwaan dan sikap tauhid mereka. Namun, jumlah mereka sangat sedikit.
“Diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
[Qs, ali Imran 110]

                Di antara mereka adalah para nabi dan rosul, seperti Yakub ‘alayhissalaam dan keturunannya, hingga Isa ‘alayhissalaam. Di antara mereka juga ada beberapa orang yang dikisahkan al-Qur’an dengan semangat keagamaan dan jihad mereka, seperti Thalut.

Karakteristik Bani Israil  

1.       Berperilaku sosial menyimpang

“Setiap kali mereka menyalakan api peperangan, Alloh memadamkannya.”
[Qs. Al-Maidah 64]

Al-Qur’an mengetengahkan analisa jujur atas kepribadian Yahudi dalam peperangan. Bangsa Yahudi sangat menyukai peperangan. Namun mereka bukanlah bangsa pahlawan, pemberani ataupun ksatria. Dalam sejarah mereka dikenal sebagai bangsa pengecut. Dengan ungkapan yang indah, ayat diatas menjelaskan bagaimana mereka terlibat dalam sebuah peperangan: menyulut api konflik. Mereka mengobarkan peperangan antara dua pihak, sedangkan mereka lari dari peperangan tersebut .  Yang menyulut api bukan pihak yang berperang. Yang menyulut api bukanlah orang yang dibakar. Mereka menyulut api untuk orang lain, agar terbakar dan mereka menyaksikannya. Demikianlah perilaku Yahudi: merencanakan peperangan bagi orang lain. Kata “kullamaa (setiap kali)” dalam ayat diatas menunjukkan kontinuitas perilaku Yahudi dalam  menyulut api konflik dan peperangan diantara manusia. Sejarah Yahudi dulu dan sekarang adalah BUKTI KEBENARAN AL-QUR’A N.

2.       Pengecut

Di antara sifat Bani Israel yang tersohor adalah pengecut. Sifat ini telah mengakar didalam struktur kejiwaan mereka. Penyebabnya adalah kecintaan yang sangat terhadap gemerlap dunia dan keengganan mereka untuk mati. Hal ini telah dijelaskan al-Qur’an, “Dan  sungguh kamu akan menemukan mereka sebagai manusia yang paling rakus kepada kehidupan (didunia), bahkan (lebih rakus lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Alloh Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
[Qs. Al-Baqarah 96]

Sebagaimana yang digambarkan ayat tersebut, ambisi terbesar Yahudi adalah hidup didunia ini selama mungkin. Ketergantungan seseorang dengan kehidupan duniawi dan kecintaannya untuk tetapm huidup, akan melahirkan sifat pengecut dan hina. Karena manusia, ketika  lebih mencintai kehidupannya, ia tidak akan berani mempertahankan kehormatannya. Ia akan lebih mengedepankan kehinaan daripada kematian. Sejak dahulu, orang-orang Yahudi terkenal dengan sifat ini. Mereka tidak berani berhadapan dengan musuh-musuh mereka di medan pertempuran. Mereka cenderung berlindung di benteng-benteng mereka. Ini adalah cara berperang mereka yang diceritakan al-Qur’an, “Mereka tiada akan memerangi kalian dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok.”
[Qs. Al-Hasyr 14]

Hakikat ini juga dipertegas dengan fakta-fakta sejarah seputar  peperangan mereka dengan kaum mukminin. Mereka tidak berperang kecuali dengan berlindung  di balik benteng Palestina. Jika terdesak, mereka akan lari tunggang langgang seperti tikus.

3.       Hobi membuat makar dan khianat

Jiwa orang-orang Yahudi adalah jiwa yang penuh dengan makar, pengkhianatan dan iri dengki. Mereka membenci bangsa-bangsa selain mereka. Mereka bercita-cita membersihkan seluruh bumi. Karena mereka ingin hidup ini menjadi milik mereka sendiri. Sejarah tidak mengenal orang yang paling cepat mengingkari janji dan lebih dengki daripada mereka. Seluruh dunia telah terpenuhi oleh api kedengkian dan makar mereka. Banyak peristiwa pahit dunia digerakkan oleh tangan-tangan Yahudi secara rahasia.

Pun, mereka membunuhi nabi-nabi yang diutus pada mereka dan memanipulasi kitabnya. Sejarah mengatakan Bani Israel telah membunuh TUJUH PULUH orang nabi mereka.

“Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israel, dan telah Kami utus kepada mereka Rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.”
[Qs. Al-Maidah 70]

4.       Tinggi hati (sombong)

Congkak, tinggi hati dan rasis adalah sifat tercela yang dimiliki Bani Israel sepanjang sejarah mereka. Mereka menganggap diri mereka sebagai manusia yang paling mulia yang berada di puncak. Terhadap bangsa-bangsa lain, mereka memandang dengan  penuh angkuh dan merendahkan. Konsepsi ini dicipatakan oleh Taurat –yang diselewengkan- dan ajaran Talmud –yang palsu.

Di banyak tempat, al-Qur’an mengetengahkan penolakan atas klaim mereka sebagai bangsa yang agung dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Di antaranya firman Alloh,”Katakanlah,’Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kalian mendakwakan bahwa hanya kalian kekasih Alloh bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematian, jika kalian orang-orang yang benar.”
[Qs, al-Jumu’ah 6]

5.       Berlebihan mencintai harta

Al-Qur’an secara ekspelsit menyebutkan tentang betapa rasa cinta harta telah menyeret Yahudi pada praktek-praktek p[erekonomian  haram.
“Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya dihalalkan) bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi  (manusia) dari jalan Alloh, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka setelah dilarang daripadanya, dan karen mereka memakan harta dengan jalan yang bathil.”
[Qs. An-Nisa’ 160-161]

Teks ayat yang singkat diatas menggambarkan betapa semangat materialisme yang eksploitatif memenuhi jiwa mereka. Kita semua juga tahu, bahwa pembuat sistem ekonomi kontemporer, yang berdiri diatas prinsip riba, adalah orang-orang Yahudi.*

Sumber: Media Islam An-Najah –menegakkan kalimat Alloh-  Edisi 61/Syawal 1431 H/Oktober 2010 M

0 komentar:

Posting Komentar

PENCARIAN