Senin, 12 Juli 2010

Muhammadiyah, diamati mata asing

YOGYA - Syahwat politik Nahdlatul Ulama (NU) dinilai masih tinggi. Kondisi tersebut bisa dilihat dari setiap penyelenggaraan pilkada di Pulau Jawa, hampir dipastikan ada calon gubernur atau wagub, bupati atau wakil bupati, walikota maupun wawali dari unsur NU.

Pendapat ini disampaikan pengamat politik Korea Selatan, Eun Sook Jung dalam perbincangan dengan wartawan di Yogya, Senin (17/3). Eun, yang fasih berbahasa Indonesia, karena pernah lama tinggal di Yogya, saat ini sedang melakukan penelitian tentang Islam dan politik (di Jawa), untuk meraih gelar Doktor di University of Wiscounsin Madisson USA.

Menurut dia, syahwat politik Muhammadiyah kecil bukan karena malu-malu. Tapi, perjalanan sejarah dua organisasi Islam besar berbeda. Di NU ada pondok pesantren, di Muhammadiyah lebih tersebar di kota-kota. Pilihan Muhammadiyah lebih demokratis dan kegiatannya lebih terfokus pada amal usaha. "Bukan berarti Muhammadiyah tak punya syahwat politik. Syahwat politiknya tak tampak, karena tersebar di partai-partai besar," kata Eun.

1 komentar:

PENCARIAN