Minggu, 02 Oktober 2011

Biarkan aku hidup bebas


Siapa sih yang tidak ingin hidup bebas, Tanpa ada yang mengekang, Tanpa ada yang mencampuri apapun keputusan dan langkah yang kita ambil..
Bebas memilih Fashion sesuka hati...
Bebas memilih gaya hidup yang kita sukai...
Bebas Melakukan apapun sekehendak hati kita tanpa aturan...
Anda mau??? Saya juga mau. Tapi kemudian saya berfikir 2x.. dan akhirnya saya memutuskan untuk TIDAK MAU.
Kalau anda???apa alasan anda jika anda tidak mau Hidup Bebas SeSuka Hati??? Silahkan jawab sendiri di buku Diary masing-masing, belum punya??? yA sudah jawabnya cukup dalam hati ^_^

Manusia sebagai yang disifati Rabbnya, adalah makhluk yang berbuat aniaya dan bodoh. Maka tidak selayaknya dia membuat timbangan tentang hal yang bermanfaat dan mudharat berdasarkan kecenderungan, kesukaan, kebencian dan kemarahannya. Timbangan itu harus berdasarkan pilihan Allah melalui perintah dan larangan-Nya.
“…Boleh jadi engkau membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”
Al Baqarah/2:216

Sekarang mari kita renungkan bersama-sama kenapa kita tidak boleh hidup semaunya.
Dengan Kehendak Siapakah kita Lahir di dunia?? Allah Ta'ala
Siapa Yang Memberi kita Nikmat Melihat, Mendengar, Merasa, dan Membaui? Allah Ta'ala
Siapa yang Memberi Rejeki? Allah Ta'ala
Lalu , Pantaskah kita memilih hidup semau kita sendiri sedangkan semua yang kita miliki saat ini Allah Ta'ala yang menganugerahkannya.
Lalu, Pantaskah kita mendurhakai-Nya sedangkan Allah Ta'ala telah memberikan semua kebaikan kepada kita?
Lalu, Allah menyuruh kita berpakaian secara Islam, Memilih gaya hidup dengan Cara Islam, Melangkah dan mengambil keputusan dengan pertimbangan Islam, Tidak mau??? Lalu, bagaimana cara kita berterimakasih pada Allah Ta'ala atas semua nikmat hidup yang kita terima???

Andaikan diberi kesempatan untuk memilih tentu manusia tidak mampu mendatangkan kemaslahatan bagi dirinya sendiri, tetapi Allah menangani urusan berdasar ilmu, hikmah dan rahmat-Nya, entah manusia suka atau tidak.
“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya… ”
Al Mu’minuun/23:71

Posisikan dirimu sebagai orang tua, Yang sudah memberikan seluruh harta,cinta dan tenaga untuk membesarkan anakmu. Namun ketika anakmu telah beranjak remaja dia tidak mau menuruti nasihatmu, tidak melakukan apapun perintahmu, dia memilih hidup semaunya, dan ketika dia telah beranjak dewasa, dia malah meninggalkan kita, Jangankan membalas budi baik kita sebagai orang tua yang telah susah payah membesarkannya, menganggap kita orang tuanya pun tidak. Dia pergi memilih jalan hidupnya sendiri, dia tidak perduli apakah langkah yang dipilihnya akan membuatnya sukses dan bahagia atau justru menjerumuskannya ke dalam lembah yang hina, yang dia pikirkan hanya satu, Inilah jalan hidupku, jalan hidup yang ku sukai, siapapun tak boleh mencampuri.
Bagaimana perasaan kita? Sedih, marah, merasa perbuatan baik kita tak di hargai oleh anak kita sendiri ??? Dua rasa itu pasti ada jika kita berada pada posisi orang tua yang di perlakukan seperti itu oleh anaknya, tidak ingat dengan kisah Malin Kundang? Sang Ibu Murka karena anaknya tidak mengakui bahwa si Ibu adalah ibu kandungnya , dan Mengutuk Malin Kundang menjadi batu.


Nah,,, sekarang bayangkan Jika orang tua itu adalah Allah, dengan Cinta-Nya Dia sudah memberi kita Nafas, dan segala nikmat yang kita dapat di dalam hidup ini, namun kita tidak pernah mau melaksanakan Perintah-Nya, Tidak mau mengakui aturan-aturan-Nya yang di ajarkan dalam Islam, bahkan tidak sedikit yang tidak mau mengakui Allah Ta'ala sebagia Rabbnya, dan memilih murtad. Na'udzubillah...
Bayangkan, Apa Allah tidak marah?? Tidak, Dia masih memberi kita kesempatan untuk bertaubat, memperbaiki diri dan menjadi hamba-Nya yang lebih baik lagi. Dia masih melimpahkan Rahmat dan Kasih-Nya di dunia meski sebagian besar manusia telah mendurhakai-Nya. Namun, Jika kita tetap hidup semaunya sampai ajal menjemput kita. Tunggulah saatnya, hari itu akan tiba, hari dimana tak ada lagi naungan selain daripada-Nya. Dan yang akan mendapat naungan hanyalah orang-orang yang ketika hidup dunia memilih hidup dengan aturan-Nya bukan hidup dengan aturan sendiri. Dan pada hari itulah Allah akan meluahkan kemarahan-Nya pada kita yang ketika hidup di dunia lebih memilih hidup semaunya.. Lebih memilih hidup bebas tanpa aturan, lebih memilih mendurhakai-Nya, bahkan tidak mengakui Allah Ta'ala sebagai Rabbnya.

“Katakanlah : ”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran(Al Qur’an) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya(petunjuk itu) untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatan itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu.”
Yunus/10:109

“Sebagaimana Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu, Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al Hikmah(As Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”
Al Baqarah/2:151

Kenyataan bahwa sesungguhnya kebanyakan manusia dalam keadaan tersesat:

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memaham(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata(tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga(tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”
Al A’raaf/7:179

0 komentar:

Posting Komentar

PENCARIAN